Badan Eksekutif Mahasiswa atau Badan Event Mahasiswa Tingkat Universitas?

Natasmedia.com – Pada Sabtu (15/02) diadakan sebuah pertemuan akbar dan perkenalan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma (BEM USD) periode 2019-2020 dengan nama kabinet “Solidaritas Aksi” di kampus 3 Universitas Sanata Dharma. Dalam pertemuan akbar tersebut, agenda utamanya adalah perkenalan BEM USD kepada perwakilan Organisasi Mahasiswa (Ormawa) tentang struktur organisasi yang dimulai dari anggota, menteri, dan presiden mahasiswa. Selain itu, pertemuan ini juga membahas tentang program dan esensi BEM USD.

Pemaparan oleh Kementerian Lingkungan Hidup | Doc: Vincentius Dandy

Salah satu poin penting dari pertemuan tersebut adalah ingin menciptakan BEM USD yang solid, merangkul semua kalangan, dan menjadi ciri utama dalam menjalankan aksi yang berdasarkan atas aspirasi dan kebutuhan mahasiswa USD. Cara BEM USD mewujudkan hal tersebut, yaitu dengan menjadi wadah utama yang transparan dalam menampung sekaligus menjalankan aspirasi mahasiswa. Di samping itu, BEM USD juga memiliki ‘cita-cita tinggi’ dengan ingin mendorong mahasiswa agar memiliki daya saing dan konektivitas yang luas di era industri yang dinamis, melahirkan mahasiswa yang berintelektual dan memiliki keberanian untuk menanggapi perubahan, serta membentuk BEM USD sebagai organisasi yang inklusif, tanggap, bertanggung jawab, dan bekerja secara nyata.

BEM USD itu Sebagai Apa?

Dalam sesi tanya-jawab, awak media Natas mengajukan pertanyaan sekaligus pernyataan tentang apa perbedaan BEM USD dengan Event Organizer (EO). Heribertus Himawan Agil (20), selaku Presiden Mahasiswa baru mengatakan bahwa BEM USD sebagai badan yang ‘mewadahi’ mahasiswa dalam bentuk apa pun. “Kita di sini sebagai tempat yang menaungi mahasiswa dan kita adalah perkumpulan untuk mengeksekusi setiap kebutuhan mahasiswa,” jelasnya. Ia juga mengatakan bahwa setiap program BEM USD ‘selalu’ melihat apa yang dibutuhkan mahasiswa dan diuji secara matang. “Dalam pemilihan program kerja, kita melihat apa yang diperlukan oleh mahasiswa dengan mengikuti saran yang dimasukkan mahasiswa ke Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM). Jadi, BEM itu bukan badan event mahasiswa!” tambahnya.

Sesi tanya-jawab antara BEM USD dan Ormawa | Doc: Vincentius Dandy

Namun saat Patricia Sabrina (19), selaku Wakil Presiden Mahasiswa menjawab pertanyaan ia mengatakan bahwa BEM USD bukan ‘hanya Event Organizer’, melainkan sebagai eksekutor. “Ambil contoh, dulu saat ‘USD Talentjuga ada yang menyarankan untuk mengadakan e-sport. Maka, di tahun ini diadakan lomba-lomba tersebut.terang Wakil Presiden tersebut. Ia juga menambahkan, “BEMF (Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas) merupakan organisasi di bagian pengumpulan aspirasi mahasiswa. Maka, di sini kami mencoba bekerja sama dengan baik untuk jadi eksekutor.” Ia juga ‘membenarkan’ bahwa program kerja BEM USD berwujud event. Namun, Wakil Presiden tersebut mempertanyakan kembali kepada awak media Natas tentang yang seharusnya dilakukan BEM USD agar tidak menjadi Event Organizer, “Sebaiknya bagaimana solusi dari Mas-nya agar BEM USD tidak menjadi Event Organizer?”.

Kilas Balik BEM USD Tahun Lalu dan Perbandingannya dengan Sekarang

Saat ini, BEM USD periode 2019-2020 memiliki program kerja unggulan, yakni Visit De Faculta, Workshop Career, Driyakara CUP, Sanata Dharma Leadership Training, Desa Belajar, Sadhar Peduli Lingkungan, Go Green, dan Talkshow Kebangsaan.

Sedangkan, BEM USD yang pada periode 2018-2019 menamai kabinetnya sebagai “Kolaborasi Kerja Nyata” dipimpin oleh Presiden Mahasiswa bernama Arya Nugraha telah membuat 33 program kerja, yaitu USD Talent Fesitival, Pembangunan Personalitas Mahasiswa Sanata Dharma Leadership Training, Sadhar Enterpreuner Class, Advokesma Center, A5 Corner, KPU Goes to Campus, Sosialiasi dan Workshop PKM, Festival Mural & Gelar Wicara Sadhar, Sekolah Rakyat, Aksi Tanggap Bencana, Sadhar Rash (Resik Kali), Workshop Sadhar Peduli Lingkungan Go Green, Musyawarah Nasioanal BEM SI, Lokarya Forum Perempuan BEM SI, Rapat, Kerja Wilayah DIY-Jateng BEM SI, Rapat Kerja Nasioanal BEM SI, Gathering BEM USD Open House, Visit De Faculta, Pra Pansus Insadha 2019, Pansus Insadha 2019, Insadha 2019, Mukernas Sosmas, Donasi Buku, Donasi Bencana, Muskerwil 5 Yogyakarta, Kunjungan YKAKI, Lomba Kreasi Pendek, Sosialiasi Awal Tahun UKM 2019, Srawung Bareng UKM, Rapat Sistem Keamanan Kampus, Pelatihan SIMK, dan Diskusi Publik UU KPK.

Pemaparan program oleh Kementerian Sosial Politik dan Kajian Strategis. | Doc: Vincentius Dandy

Semua program di atas sudah dilaksanakan oleh BEM USD tahun lalu, salah satunya, ‘Diskusi Publik UU KPK’. Mengambil dari dokumen wawancara yang pernah dilakukan awak Natas saat usai diskusi UU KPK dengan Arya selaku Presiden Mahasiswa saat itu, “tujuan diskusi ini untuk mengembalikan budaya diskusi yang ada pada mahasiswa Sadhar” jelasnya. Namun, saat diskusi itu berlangsung, salah satu pemateri yang bernama Stanislaus Sunardi mengatakan,“sudah bukan saatnya lagi kita berdiskusi dan duduk disini, tapi langsung terjun ke jalan”,”mahasiswa sudah siap turun ke jalan karena keadaannya juga seperti ini!” tambahnya.

Merujuk pada situasi dan kondisi saat di mana sedang terjadi pergerakan besar yang dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat yang dikenal sebagai “Reformasi Dikorupsi”, Yogyakarta pun mempunyai gerakan yang cukup besar dengan nama “Aliansi Rakyat Bergerak” atau lebih dikenal dengan sebutan “Gejayan Memanggil”.

Namun, Rektor dan BEM USD memiliki pemikiran yang lain soal gerakan tersebut. Menurut wawancara di media CNN dengan judul berita “Rektor Sanata Dharma soal #GejayanMemanggil: Tidak Jelas”, Rektor USD mengatakan bahwa aksi yang dimotori oleh Aliansi Rakyat Bergerak dengan ‘Gejayan Memanggil’ itu tidak jelas tujuan dan penanggung jawabnya, sehingga dikeluarkannya surat edaran tentang ketidaktertiban USD dalam aksi tersebut. Demikian pula dengan keputusan BEM yang keluar dari Aliansi melalui surat edaran bertanggal 22 September 2019 dan ‘menyarankan’ mahasiswa agar tidak turun ke jalan.

Oleh karena itu, dalam sesi tanya jawab, awak media Natas mengajukan pertanyaan dan pernyataan tentang mundurnya BEM USD dari gerakan ‘Gejayan Memanggil’ tahun lalu. Hal tersebut dijawab oleh Presiden Mahasiswa dengan mengatakan bahwa dirinya tidak bisa berbicara lebih banyak mengenai sikap BEM USD yang mundur dari gerakan ‘Gejayan Memanggil’. “Itu karena masih dalam keputusan dan ranah kepengurusan BEM USD tahun lalu”,“Sedangkan untuk tahun ini gerakannya sudah lebih baru dan dapat dilihat bagaimana arah geraknya,” tambahnya.

Reporter dan Penulis: Vincentius Dandy

Editor : K.J Marendra dan Veronica Septiana

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.